TEKNIK
TEGANGAN TINGGI
Latar belakang
Tegangan tinggi
dalam dunia teknik tenaga listrik(electric power engineering) ialah semua
tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para tenisi listrik sehingga
diperlukan pengujian dan pengukuran dengan tegangan tinggi yang semuannya
bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu (subyektif), atau dimana
gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi (obyektif).
teknik pembangkit dan pengujian tegangan tinggi, termasuk antara laen klasifikasi pengujian H.V. dalam laboratorium,pembangkit dan pengujian dengan tegangan AC. pembangkitan dan pengujian dengan tegangan DC, pembangkit dan pengujian dengan tegangan impuls.
koordinasi isolasi, yang menyangkutr persoalan-persoalan koordinasi isolasi antara peralatan listrik di satu pihak dan alat-alat pelindung di lain pihak.
beberapa gejala tegangan tinggi, dimana antara laen akan dibahas soal-soal korona(corona), gangguan radio(radio interfence),gangguan televise(television interference) dan gangguan berisik(audible noise).
Beberapa komponen peralatan tegangan tinggi, misalnnya isolator, bahan-bahan dielectric,bushing, dan sebagainnya
teknik pembangkit dan pengujian tegangan tinggi, termasuk antara laen klasifikasi pengujian H.V. dalam laboratorium,pembangkit dan pengujian dengan tegangan AC. pembangkitan dan pengujian dengan tegangan DC, pembangkit dan pengujian dengan tegangan impuls.
koordinasi isolasi, yang menyangkutr persoalan-persoalan koordinasi isolasi antara peralatan listrik di satu pihak dan alat-alat pelindung di lain pihak.
beberapa gejala tegangan tinggi, dimana antara laen akan dibahas soal-soal korona(corona), gangguan radio(radio interfence),gangguan televise(television interference) dan gangguan berisik(audible noise).
Beberapa komponen peralatan tegangan tinggi, misalnnya isolator, bahan-bahan dielectric,bushing, dan sebagainnya
Instrumentasi
tegangan tinggi , misalnnya osilograf dan meter-meter khusus untuk pengukuran
tegangan tinggi
Surya hubung,
yang berhubungan dengan naiknnya tegangan sejalan dengan kenaikan tenaga yang
harus disalurkan, memegang peranan yang menentukan dalam penetapan isolasi.
Project
terpenting dalam teknik tegangan tinggi adalah INSULATION, yang berarti to
insulate dan to separate. insulator ini terpasang pada tiang tiang transmisi
atau distribusi dengan jalan agar arus tidak mengalir ke tanah melalui tiang
atau arus bocor, melainkan menuju ke konsumen. insulator ini terbuat dari bahan
isolator. Perbedaan antara isolator dan konduktor adalah, bahwa konduktor
adalah sangat mudah mengalirkan elektron sedangkan isolator sangat susah
mengalirkan elektron. Hal ini lah yang menjadikan bahan dasar pembuatan
isolator.
Suspension
isolator : merupakan isolator yang digantung pada tiang distribusi, berbentuk
suatu lempengan keramik yang diapit oleh logam. satu logam unutk tempat
bergantung suspensi ini dan logam lain untuk menggatung kabel transmisi atau
distribusi. jadi keramik digunakan unutk mengisolasi arus, agar tidak bocor ke
tanah lewat tiang. penggunaan isolator ini menganut type tegangannya, misalnya
pada tegangan 20 Kv menggunakan 2 suspensi isolator, sedangkan pada 150 Kv
menggunakan 11 suspensi dan 500 Kv menggunakan 33 suspensi.
High Voltage
Engineering fungsinya adalah
- Untuk mengetes material insulator yang baru
- Untuk mengetahui tingkat tegangan yang dapat digunakan oleh insulation material
- Untuk mengetes exiciting komponen yang ada dalam komponen power system pada trafo terdapat minyak yang berfungsi sebagai pendingin kumparan dan mengisolasi tegangan agar tidak bocor ke luar.
Lingkup studi
teknik tegangan tinggi mencakup semua masalah seperti studi tentang korona,
teknik isolasi, tegangan lebih pada sistem tenaga listrik, proteksi tegangan
lebih, dan lain-lain. Dengan begitu banyaknya masalah yang mencakup tegangan
tinggi, maka dibutuhkanlah pengujian tegangan tinggi dengan maksud sebagai
berikut:
- Untuk meneliti sifat-sifat listrik dielektrik yang baru ditemukan, sebagai usaha dalam menemukan bahan isolasi yang lebih murah.
- Untuk verifikasi hasil rancangan isolasi baru, yaitu hasil rancangan yang telah dikurangi volume isolasinya.
- Untuk memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang, hal ini dilakukan untuk menghindarkan kerugian bagi pemakai peralatan.
- Untuk memeriksa kualitas peralatan setelah beroperasi dalam rangka mengurangi kerugian semasa pemeliharaan.
Perlunya
pengujian tegangan tinggi seperti diuraikan di atas menuntut adanya cabang
studi tegangan tinggi yang membahas khusus pengujian tegangan tinggi. Studi ini
akan mempelajari cara kerja dan karakteristik peralatan-peralatan uji tegangan
tinggi dan prosedur pengujian yang telah distandarisasi. Adapun
peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian tegangan tinggi adalah:
- Pembangkit tegangan tinggi yang terdiri atas: pembangkit tegangan tinggi AC, pembangkit tegangan tinggi DC, dan pembangkit tegangan tinggi impuls.
- Alat ukur tegangan tinggi yang terdiri atas alat ukur tegangan tinggi DC, alat ukur tegangan tinggi AC, dan alat ukur tegangan tinggi impuls
- Alat pengukur sifat listrik dielektrik, antara lain alat ukur rugi-rugi dielektrik, alat ukur tahanan isolasi, alat ukur konduktivitas, dan alat ukur peluahan parsial.
Tegangan Tinggi
AC
Dalam
laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak-balik untuk percobaan dan
pengujian dengan arus bolak-balik serta untuk membangkitkan tegangan tinggi
searah dan pulsa. Trafo uji yang biasa digunakan untuk keperluan tersebut
memiliki daya yang lebih rendah serta perbandingan belitan yang jauh lebih
besar daripada trafo daya. Arus primer biasanya disulang dengan ototrafo
sedangkan untuk kasus khusus disulang dengan pembangkit sinkron.
Hampir semua
pengujian dan percobaan dengan tegangan tinggi bolak-balik mensyaratkan nilai
tegangan yang teliti. Hal tersebut umumnya hanya akan terpenuhi jika pengukuran
dilakukan pada sisi tegangan tinggi; untuk itu telah disusun berbagai cara
dalam mengukur tegangan tinggi bolak-balik.
Bentuk V(t) untuk
tegangan tinggi bolak-balik sering menyimpang dari bentuk sinus. Dalam teknik
tegangan tinggi, nilai puncak dan nilai efektif Vef memiliki arti yang sangat
penting :
Vrms = 1T0TV2 t
dt
Mekanisme
Terjadinya Tegangan Tembus Listrik
Suatu
dielektrik tidak mempunyai elektron-elektron bebas, melainkan elektron-elektron
yang terikat pada inti atom unsur yang membentuk dielektrik tersebut. Setiap
dielektrik mempunyai batas kekuatan untuk memikul terpaan elektrik. Pada gambar
2.1 ditunjukkan suatu bahan dielektrik yang ditempatkan di antara dua elektroda
piring sejajar. Bila elektroda diberi tegangan searah V, maka timbul medan
elektrik (E) di dalam dielektrik. Medan elektrik ini memberi gaya kepada
electron-elektron agar terlepas dari ikatannya dan menjadi electron bebas.
Dengan kata lain, medan elektrik merupakan suatu beban yang menekan dielektrik
agar berubah sifat menjadi konduktor.
Jika terpaan
elektrik yang dipikulnya melebihi batas tersebut dan terpaan berlangsung cukup
lama, maka dielektrik akan menghantar arus atau gagal melaksanakan fungsinya
sebagai isolator. Dalam hal ini dielektrik disebut tembus listrik atau “breakdown”. Terpaan
elektrik tertinggi yang dapat dipikul suatu dielektrik tanpa menimbulkan
dielektrik tembus listrik disebut kekuatan dielektrik. Jika suatu dielektrik
mempunyai kekuatan dielektrik , maka terpaan elektrik yang dapat dipikulnya
adalah . Ek≤ Ek
Jika terpaan
elektrik yang dipikul dielektrik melebihi , maka di dalam dielektrik akan
terjadi proses ionisasi berantai yang akhirnya dapat membuat dielektrik
mengalami tembus listrik. Proses ini membutuhkan waktu dan lamanya tidak tentu
tetapi bersifat statistik. Waktu yang dibutuhkan sejak mulai terjadi ionisasi
sampai terjadi tembus listrik disebut waktu tunda tembus (time lag).
Jadi tidak selamanya terpaan elektrik dapat menimbulkan tembus listrik, tetapi
ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu: (1) terpaan elektrik yang dipikul
dielektrik harus lebih besar atau sama dengan Ek yaitu kekuatan
dielektriknya dan (2) lama terpaan elektrik berlangsung lebih besar atau sama
dengan waktu tunda tembus.
Tegangan yang
menyebabkan dielektrik tersebut tembus listrik disebut tegangan tembus atau breakdown
voltage. Tegangan tembus adalah besar tegangan yang menimbulkan terpaan
elektrik pada dielektrik sama dengan atau lebih besar daripada kekuatan
dielektriknya.
GENERATOR AC
(ALTERNATOR)
Hampir semua
tenaga listrik yang dipergunakan saat ini bekerja pada sumber tegangan bolak
balik (ac), karenanya, generator ac adalah alat yang paling penting untuk
menghasilkan tenaga listrik. Generator ac, umumnya disebut alternator,
bervariasi ukurannya sesuai dengan beban yang akan disuplai. Sebagai contoh,
alternator pada PLTA mempunyai ukuran yang sangat besar, membangkitkan ribuan
kilowatt pada tegangan yang sangat tinggi. Contoh lainnya adalah alternator di
mobil, yang sangat kecil sebagai perbandingannya. Beratnya hanya beberapa
kilogram dan menghasilkan daya sekitar 100 hingga 200 watt, biasanya pada
tegangan 12 volt.
Dasar-dasar
Generator AC
Berapapun
ukurannya, semua generator listrik, baik ac maupun dc, bergantung kepada
prinsip induksi magnet. EMF diinduksikan dalam sebuah kumparan sebagai hasil
dari (1) kumparan yang memotong medan magnet, atau (2) medan magnet yang
memotong sebuah kumparan. Sepanjang ada gerak relative antara sebuah konduktor
dan medan magnet, tegangan akan diinduksikan dalam konduktor. Bagian generator
yang mendapat induksi tegangan adalah armature. Agar gerak relative
terjadi antara konduktor dan medan magnet, semua generator haruslah mempunyai
dua bagian mekanis yaitu rotor dan stator.
ROTATING-ARMATURE
ALTERNATOR
Alternator
armature bergerak (rotating-armature alternator) mempunyai konstruksi
yang sama dengan generator dc yang mana armature berputar dalam sebuah medan
magnet stasioner. Pada generator dc, emf dibangkitkan dalam belitan armature
dan dikonversikan dari ac ke dc dengan menggunakan komutator (sebagai
penyearah). Pada alternator, tegangan ac yang dibangkitkan tidak diubah menjadi
dc dan diteruskan kepada beban dengan menggunakan slip ring. Armature yang
bergerak dapat dijumpai pada alternator untuk daya rendah dan umumnya tidak
digunakan untuk daya listrik dalam jumlah besar.
ROTATING-FIELD
ALTERNATORS
Alternator
medan berputar mempunyai belitan armature yang stasioner dan sebuah belitan
medan yang berputar. Keuntungan menggunakan system belitan armature stasioner
adalah bahwa tegangan yang dihasilkan dapat dihubungkan langsung ke beban.
Jenis armature
berputar memerlukan slip ring dan sikat untuk menghantarkan arus dari armature
ke beban. Armature, sikat dan slip ring sangat sulit untuk diisolasi, dan
percikan bunga api dan hubung singkat dapat terjadi pada tegangan tinggi.
Karenanya, alternator tegangan tinggi biasanya menggunakan jenis medan
berputar. Karena tegangan yang dikenakan pada medan berputar adalah tegangan
searah yang rendah, problem yang dijumpai pada tegangan tinggi tidak terjadi.
Armature
stasioner, atau stator, pada alternator jenis ini mempunyai belitan yang
dipotong oleh medan putar (rotating magnetic field). Tegangan yang dibangkitkan
pada armature sebagai hasil dari aksi potong ini adalah tegangan ac yang akan
dikirimkan kepada beban. Stator terdiri dari inti besi yang dilaminasi dengan
belitan armature yang melekat pada inti ini.
Tegangan tinggi
adalah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh teknisi listrik, sehingga
dibutuhkan pengujian dan pengukuran. Standar tegangan tinggi di dunia umumnya
berbeda-beda, tergantung kemajuan negaranya masing-masing. Di Indonesia, level
tegangan dibagi menjadi 4 macam, yakni: Tegangan Rendah (220-380 V), Tegangan
Menengah (7-20 kV), Tegangan Tinggi (30-150 kV), dan Tegangan Extra Tinggi (500
kV). Untuk transmisi biasa digunakan Tegangan Tinggi dan Extra Tinggi sedangkan
untuk distribusi menggunakan
Tegangan Rendah
dan Menengah.
Pengujian
tegangan tinggi perlu dilakukan untuk beberapa tujuan, diantaranya:
- menemukan bahan (di dalam atau yang menjadi komponen suatu alat tegangan tinggi) yang kurang baik kualitasnya, atau cara pembuatannya salah
- Memberikan jaminan bahwa alat-alat listrik dapat dipakai pada tegangan normalnya dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
- Memberikan jaminan bahwa isolasi alat-alat dapat tahan terhadap tegangan lebih (yang didapati dalam praktek operasi sehari-hari) untuk waktu terbatas.
pengujian
tegangan tinggi dibagi menjadi dua jenis berdasarkan pengaruhnya terhadap bahan
yang diujikan, yakni destruktif (merusak) dan non destruktif.
Pengujian destruktif terdiri dari tiga tahap.
Pengujian destruktif terdiri dari tiga tahap.
- Withstand Test (Uji Ketahanan). Pada tes ini, alat/bahan akan diberikan tegangan dalam jangka waktu tertentu. Jika tidak terjadi lompatan api, maka pengujian dianggap memuaskan.
-
Discharge Test (Uji Pelepasan). Pada tes ini, alat/bahan diberikan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan sebelumnya. Tegangan terus dinaikkan hingga terjadi pelepasan pada benda yang diujikan
- Breakdown Test (Uji Kegagalan). Pada tes ini, tegangan yang diberikan terus dinaikkan hingga terjadi kegagalan pada bahan/alat yang diujikan.
- Pengujian tegangan tinggi AC frekuensi tinggi dilakukan untuk berbagai menguji adanya kerusakan-kerusakan mekanis (keretakan, kantong udara, dan lain-lain) pada isolator, terutama isolator porselen. Tegangan tinggi ini memungkinkan adanya lompatan api pada isolator tersebut. Frekuensi tinggi memungkinkan terjadinya rambatan pada kulit isolator yang diuji. Apabila isolator yang diuji tidak terdapat kerusakan mekanis, maka arus akan merambat melalui permukaan isolator. Apabila isolator yang diuji mengalami kerusakan mekanis, tidak akan terlihat percikan api pada bagian kulit karena arus merambat melalui bagian dalam isolator yang mengalami keretakan (adanya rongga udara).
- Pengujian tegangan tinggi AC frekuensi rendah dilakukan untuk menyelidiki apakah peralatan listrik yang terpasang pada jaringan tegangan tinggi dapat menahan tegangan yang melebihi tegangan operasinya untuk waktu yang terbatas. Hal ini dilakukan karena tidak selamanya tegangan yang diberikan ke peralatan tersebut stabil. Ada kalanya tegangan yang diberikan melebihi batas nominalnya karena putusnya kawat saluran atau hal lainnya.
- Berdasarkan jenis tegangannya, pengujian tegangan tinggi dibagi menjadi dua jenis, pengujian tegangan tinggi AC dan pengujian tegangan tinggi DC. Untuk tegangan AC, dibedakan berdasarkan frekuensi tinggi atau rendah.
Tegangan tinggi
DC juga perlu diuji. Meskipun tegangan ini tidak banyak digunakan pada sistem
transmisi karena mahal dan sulit mentransformasikan level tegangannya, tegangan
ini memiliki kelebihan jika digunakan pada sistem transmisi, antara lain:
- Dengan tegangan puncak dan rugi daya yang sama kapasitas penyaluran dengan tegangan searah lebih tinggi diibandingkan dengan tegangan bolak balik
- Pengisolasian tegangan searah lebih sederhana.
- Daya guna (efisiensi) lebih tinggi karena faktor dayanya = 1
- pada penyaluran jarak jauh dengan tegangan searah tidak ada persoalan perubahan frekuensi dan stabilitas
- Untuk rugi korona dan radio interferensi tertentu tegangan searah dapat dinaikkan lebih tinggi daripada tegangan bolak balik
Pada tegangan
tinggi, terdapat berbagai fenomena-fenomena yang terjadi, diantaranya:
- Sparkover, merupakan peristiwa pelepasan benda akibat tegangan tinggi yang tidak melalui permukaan. Contohnya pada isolasi cair.
- Flashover, merupakan peristiwa pelepasan benda akibat tegangan tinggi yang melalui permukaan.
- Korona, merupakan peristiwa ionisasi molekul-molekul udara diantara dua kawat sejajar bertegangan tinggi, karena medan listrik yang kuat. Medan listrik itu akan mempercepat elektron, sehingga menumbuk molekul-molekul lain dan mengakibatkan terlepasnya ikatan muatan positif dan muatan negatif.
- Skin effect, merupakan peristiwa mengalirnya arus di kulit konduktor, akibat tegangan dengan frekuensi tinggi
Salah satu
peralatan yang digunakan untuk pengujian ini adalah transformator penguji.
Trafo ini berbeda dengan trafo daya. Ciri-ciri trafo penguji antara lain:
perbandingan jumlah lilitan lebih besar dibandingkan dengan trafo daya,
kapasitas kVA-nya kecil dibandingkan dengan kapasitas trafo daya. Biasanya
dipakai transformator satu fasa, karena pengujian dilakukan fasa demi fasa.
Karena udara
merupakan media isolasi yang paling banyak digunakan dalam teknik tegangan
tinggi, perlu diteliti bagaimana karakteristik udara akibat kenaikan tegangan
yang diberikan. Hal ini berguna untuk perencanaan instalasi listrik. Kegagalan
yang terjadi pada isolasi disebabkan oleh beberapa hal, seperti kerusakan
mekanis, isolator yang sudah lama dipakai sehingga berkurang kekuatan
dielektriknya, atau karena tegangan lebih. Tegangan tembus dari isolasi udara
ini dipengaruhi bentuk elektroda dan juga jarak antar dua elektroda tersebut.
dibutuhkan energi yang besar. Oleh sebab itulah tegangan tembusnya juga
semakin besar.
Pada tipe
jarum-flat, tegangan tembusnya lebih kecil karena bentuk geometrisnya.
Elektron-elektron memiliki kecenderungan untuk berkumpul di titik sudut. Karenanya,
tipe jarum ini sangat memungkin elektron-elektron berkumpul di bagian ujung
elektrodanya. Elektron akan lebih mudah terlepas dari elektroda dan menimbulkan
lompatan api. Sehingga energi yang dapat menyebabkan terjadinya lompatan api
tidak terlalu besar dibandingkan bentuk bola, tegangan tembusnya pun lebih
kecil.
Untuk pengaruh
jarak antar elektroda dan tegangan tembus, berkaitan dengan medan listrik yang
berada diantara elektroda. Seperti yang diketahui, medan listrik secara
matematis merupakan perbandingan antara tegangan antar elektoda dengan
jaraknya. Nilai medan listrik yang menyebabkan terjadinya lompatan api,
dipengaruhi oleh karakteristik suhu dan kerapatan udara, sehingga nilainya
cenderung tetap. Oleh karena itu, apabila jarak antar elektroda semakin kecil,
maka tegangan tembusnya juga semakin kecil. Apabila jarak antar elektroda
semakin besar, maka tegangan tembusnya juga besar.
Penjelasan lain
adalah, apabila jarak antar elektroda kecil, energi yang diperlukan untuk
mendorong terjadinya ionisasi diantara dua elektroda itu kecil. Jadi hanya
dibutuhkan tegangan tembus yang kecil agar bisa menyebabkan terjadi lompatan
api. Sebaliknya jika jarak antar elektroda besar, molekul-molekul udara yang
harus diionisasi agar bisa menciptakan lompatan api sangat banyak, membutuhkan
energi besar untuk mengionisasinya. Sehingga tegangan tembusnya tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar